logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊBuoy Tsunami, Ketika...
Iklan

Buoy Tsunami, Ketika Pendeteksi Tsunami Dicuri Nelayan

Oleh
Madina Nusrat
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ixNas_h38a8gT9caxwrLXrDq_uM=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F10%2F20180929Gempa_Antara_01_1538240577-4.jpg
ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA

Suasana jembatan kuning, Sabtu (29/9/2018), yang ambruk akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Dampak dari gempa M 7,4 tersebut menyebabkan sejumlah bangunan hancur dan warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Buoy pendeteksi tsunami, alat yang diandalkan untuk mendeteksi dan mengirim pesan peringatan dini tsunami dari tengah laut ini, sejak 2012 tak lagi diandalkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Bukan karena tak canggih, tetapi alat senilai Rp 5 miliar itu hilang. Satu dari 22 alat itu terdeteksi dibawa ke Muara Baru, Jakarta Utara.

Hingga kini, 22 buoy pendeteksi tsunami yang pernah dipasang pada kurun 2006-2010 itu semuanya tak lagi terpasang di tengah laut. Setidaknya empat hilang dicuri dan tujuh unit rusak karena beberapa komponennya dirusak atau dicuri. Sejak 2014, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) selaku operator pun menarik seluruh buoy yang ada di laut.

Editor:
Bagikan