logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊNasib Pusaka di Kota Bogor
Iklan

Nasib Pusaka di Kota Bogor

Kota Bogor adalah satu dari 12 kota pertama yang menjadi deklarator Jaringan Kota Pusaka Indonesia sejak 2008. Sayang, nasib bangunan cagar budaya di kota ini masih memprihatinkan, bahkan lenyap.

Oleh
Ratih P Sudarsono
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/AjGaAz7Dy-AL10k07iV3mhfhERE=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F09%2F20180909_CAGAR-BUDAYA_B_web.jpg
KOMPAS/RATIH P SUDARSONO

Gedung yang dibangun tahun 1906 ini merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Kota Bogor. Bangunan kini difungsikan sebagai SMP Yayasan Zailani Almansyur (YZA) di Jalan Semeru, Bogor Tengah.

Berdiri di depan pintu gerbang SMP Yayasan Zailani Almansyur (YZA), kita tidak segera tersadar bahwa gedung sekolah ini peninggalan masa zaman kolonial Belanda. Mungkin, karena cat gedung di Jalan Semeru, Bogor Tengah, ini berwarna hijau yang tidak lazim dipakai pada bangunan zaman kolonial. Juga, dua pohon pucuk merah yang dibiarkan tumbuh tinggi menghalangi keutuhan penampakan depan gedung yang dibangun tahun 1906 itu.

"Bangunan ini bekas markas dan asrama tentara zaman Belanda. Karena itu, ada menara pengintainya. Kami menempati gedung ini dengan pinjam pakai selama 30 tahun dari TNI AD, untuk difungsikan sebagai sekolah sejak 1987," kata Kepala SMP YZA Asep Safe\'i, pekan lalu.

Editor:
Bagikan