Tragedi Serangan Bom Bus Sekolah Tinggalkan Luka yang Tak Tersembuhkan
Peristiwa horor itu sudah hampir sebulan berlalu. Namun, kenangannya sulit dihapus dari ingatan Zaid Tayyeb, ayah dari tiga anak korban serangan bom terhadap bus sekolah yang mereka naiki di Provinsi Sa\'ada, Yaman utara, 9 Agustus. Bagi Tayyeb, kehilangan tiga anaknya telah meninggalkan luka yang tidak akan tersembuhkan.
Saat itu, kenang Tayyeb, Ali (9)—salah satu anaknya—memohon agar Tayyeb memberi izin kepada dia dan saudara-saudaranya untuk mengikuti kegiatan kamp remaja Muslim di Yaman utara musim panas ini. Semula Tayyeb berat hati untuk memberi izin kepada anak-anaknya. Ia khawatir akan keselamatan mereka mengingat konflik antara pasukan pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi dan pasukan pemberontak Houthi masih berkecamuk sengit.