logo Kompas.id
โ€บ
Utamaโ€บPengembangan Kedokteran Nuklir...
Iklan

Pengembangan Kedokteran Nuklir Hadapi Tantangan

Oleh
Haris Firdaus
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EDmFV2usgDPqQfWdySgc-cC2W2A=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F08%2F20180828_103837.jpg
KOMPAS/HARIS FIRDAUS

Guru Besar Kedokteran Nuklir Universitas Padjadjaran, Bandung, Achmad Hussein Sundawa Kartamihardja memberikan keterangan kepada wartawan di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional Keselamatan Radiasi pada Fasilitas Kedokteran Nuklir, Selasa (28/8/2018), di Yogyakarta.

YOGYAKARTA, KOMPAS  โ€” Pengembangan ilmu kedokteran nuklir di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, misalnya keterbatasan fasilitas dan sumber daya manusia serta adanya fobia terhadap teknologi nuklir. Hingga sekarang, baru ada 15 rumah sakit di Indonesia yang memiliki fasilitas kedokteran nuklir, sedangkan dokter spesialis kedokteran nuklir yang aktif hanya 41 orang.

โ€Memang di Indonesia perkembangan kedokteran nuklir tidak seperti yang kita harapkan,โ€ kata Guru Besar Kedokteran Nuklir Universitas Padjadjaran, Bandung, Achmad Hussein Sundawa Kartamihardja di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional Keselamatan Radiasi pada Fasilitas Kedokteran Nuklir, Selasa (28/8/2018), di Yogyakarta.

Editor:
Bagikan