logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊDi Balik Jiwa Juang Joni Kala ...
Iklan

Di Balik Jiwa Juang Joni Kala Marshal di Perbatasan RI-Timor Leste

Oleh
Kornelis Kewa Ama
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zdA2Gvd4LIF82ZSTazvxACuZDHY=/1024x1365/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F08%2Fsilawan-panjat-bendera.jpg
ARSIP DESA SILAWAN

Joni Kala Marshal (14), siswa kelas VII SMP Silawan, perbatasan Motaain-Timor Leste, saat memanjat tiang bendera dengan segala risiko untuk memeriahkan upacara peringatan HUT Ke-73 Kemerdekaan RI di perbatasan RI-Timor Leste. Upacara dilanjutkan setelah Joni berhasil mengurai tali bendera yang terlilit di puncak tiang bendera, 17 Agustus 2018.

NAMA Joni Ande Kala Marshal (14) begitu populer setelah berhasil memanjat tiang bendera setinggi 23 meter untuk mengurai tali bendera yang tersangkut di puncak tiang bendera saat upacara pengibaran bendera Merah Putih, 17 Agustus 2018. Ternyata, tidak hanya Joni Kala, tetapi hampir semua anak, terutama anak eks Timor Timur di perbatasan RI-Timor Leste, memiliki  rasa cinta tinggi terhadap NKRI. Perang saudara dan pergolakan setelah jajak pendapat di Timor Timur pada 1999 menginspirasi semangat itu.

Kepala Desa Silawan Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Ferdy Mones di Desa Silawan, Kamis (23/8/2018), mengatakan, Joni Ande Kala Marshal, siswa kelas VII SMP Silawan, lahir pada 2004 di Desa Silawan. Kedua orangtuanya adalah warga eks Timor Timur (Timtim), tepatnya dari Distrik Liquica, Timor Leste. Mereka mengungsi setelah jajak pendapat Timtim, 30 Agustus 1999.

Editor:
Bagikan