Iklan
Mencegah Agar Sejarah Tak Dilupakan di Myanmar
Gigi Ko Shell (49) rontok ketika ia ditangkap dan disiksa dalam penjara selama 14 tahun. Selama itu pula ia dipindah ke enam sel tahanan. Namun, saat peringatan 30 tahun gerakan pro demokrasi Myanmar, Ko Shell justru merasa khawatir gerakan perjuangan mereka tersebut dilupakan.
Sembari duduk di sebuah warung teh di pusat kota Yangon, Myanmar, Ko Shell khawatir sejarah gerakan pro demokrasi itu tak diajarkan pada generasi muda. Frustasi yang mencerminkan kekecewaan lebih luas terhadap pemerintah dirasakan oleh banyak aktivis demokrasi yang dipenjara karena melawan junta militer Myanmar yang telah berkuasa selama empat dekade ini.