logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊSistem Peringatan Dini di...
Iklan

Sistem Peringatan Dini di Banyuwangi Rusak, Petugas Terpaksa Pakai Kentongan

Oleh
Angger Putranto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/eGD6VE6Gtbbcw0sOXQKO0phc97c=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F08%2F20180302RZF18-1.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Anggota staf Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membaca simulasi potensi tsunami dengan perangkat Tsunami Gauge di ruangan Pusat Gempa Nasional di kompleks BMKG, Jakarta, Jumat (2/3/2018). Pusat Gempa Nasional memonitor tsunami melalui 142 perangkat tide gauge tsunami monitoring.

BANYUWANGI, KOMPAS β€” Sebagian besar sistem peringatan dini tsunami yang dipasang di pantai selatan Banyuwangi rusak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyuwangi terpaksa memanfaatkan kentongan sebagai alat peringatan tanda bahaya darurat.

Pemerintah telah memasang sejumlah sistem peringatan dini di sejumlah daerah, termasuk di Jember dan Banyuwangi, sejak 2013. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi menyebutkan, ada sembilan sistem peringatan dini (early warning sistem/EWS) yang dipasang di sejumlah perairan Banyuwangi. Sementara di Jember ada tujuh EWS. Namun, sistem mitigasi tersebut tidak optimal karena sebagian besar alat tersebut rusak dan tidak berfungsi.

Editor:
Bagikan