logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊBatubara Terbukti Mahal dan...
Iklan

Batubara Terbukti Mahal dan Kotor, Energi Bersih Didorong

Oleh
ICHWAN SUSANTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2xT03zFMpukTRGJwcnY_lzKEguI=/1024x575/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F07%2F20180730ich-walhi.jpg
KOMPAS/ICHWAN SUSANTO

Perwakilan masyarakat dari Lahat, Sumatera Selatan, Senin (30/7/2018) di Jakarta, berbagi pengalaman daerahnya yang berubah dari lumbung pangan menjadi area tambang batubara yang berlumpur, bising, berasap, dan berdebu. Ia bersama 11 perwakilan masyarakat dari daerah yang tinggal di dekat tambang batubara dan PLTU dimediasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia untuk berbagi pengalmaan dan pengetahuan untuk memperkuat advokasi.Kompas/Ichwan Susanto (ICH)30 Juli 2018

JAKARTA, KOMPAS – Kenaikan harga batubara hingga lebih dari 100 dollar AS per ton menunjukkan sumber energi ini mahal. Untuk itu, didorong agar melakukan terobosan dalam meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan, alih-alih meningkatkan ekspor untuk menambah devisa.

Harga batubara yang meroket ini membuat biaya operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang digadang-gadang sebagai pembangkit berbiaya murah – melonjak. Apalagi saat ini pemerintah akan mencabut harga khusus (70 dollar AS per ton) batubara bagi konsumsi dalam negeri. Itu membuat pembangkit harus mengonsumsi batubara seharga pasar, lebih  dari 100 dollar AS per ton.

Editor:
Bagikan