logo Kompas.id
›
Utama›Kehadiran Neraca Gula Disoroti
Iklan

Kehadiran Neraca Gula Disoroti

Oleh
M Paschalia Judith J
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/vHhsxZT5YFDKlmCpoN0Iq4oKjAU=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F07%2F20180727_162949.jpg
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J

Sekretaris Jenderal Andalan Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI) M Nur Khabsyin (ketiga dari kiri); anggota Ombudsman RI Bidang Pangan, Ahmad Alamsyah Saragih (tengah); Wakil Ketua Ombudsman Republik Indonesia Lely Pelitasari Soebekty (ketiga dari kanan); dan Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen (kedua dari kanan) setelah audiensi antara APTRI dan Ombudsman RI di Jakarta, Jumat (27/7/2018).

JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah petani tebu khawatir harga jual  gula kian menjauhi biaya produksi akibat adanya kelebihan suplai di pasar. Oleh karena itu, adanya neraca gula secara menyeluruh dan transparansi dibutuhkan.

Sepanjang 2016-2018, rata-rata produksi gula petani berkontribusi  1,1-1,2 juta ton per tahun dari produksi total 2,1-2,3 juta. Sementara Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) memperkirakan kebutuhan gula konsumsi 2,7-2,8 juta ton per tahun.

Editor:
Bagikan