logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊMelanoma, Tak Populer Tapi...
Iklan

Melanoma, Tak Populer Tapi Berbahaya

Oleh
ADHITYA RAMADHAN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Pa-SRPO9uTrlDEmJ83Xkje6IsUA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2Fkompas_tark_25806526_49_0-3.jpeg
KOMPAS/JOHANES GALUH BIMANTARA

Dokter Spesialis Radiologi dan Konsultan Radiologi Nuklir pada Rumah Sakit Gading Pluit, Tjondro Setiawan, Sabtu (3/9/2016), di RS Gading Pluit, Jakarta Utara, sedang menganalisis citra dari PET/CT-scan terkait kondisi kanker usus besar pada seorang pasien yang sudah menyebar hingga hati. PET/CT-scan mendeteksi perubahan atau aktivitas sel di dalam tubuh dengan media warna, memudahkan dokter mendiagnosis kanker dan tingkat keparahannya.Kompas/Johanes Galuh Bimantara

Melanoma adalah salah satu tipe kanker kulit yang ganas. Meski risiko pada orang dengan kulit berwarna lebih sedikit dibandingkan mereka yang berkulit putih, kita tetap harus waspada.

Kanker kulit di negeri ini kurang dikenal dibandingkan kanker payudara, serviks, atau kanker paru. Namun, meninggalnya Adara Taista, menantu mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa,  karena melanoma beberapa hari lalu seolah menjadi pengingat bahwa, meski kasusnya di Indonesia sedikit, jenis kanker ini tetap berbahaya. Deteksi dini menjadi penting.

Editor:
Bagikan