logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊRumitnya Mengurus Bantuan...
Iklan

Rumitnya Mengurus Bantuan Kebencanaan di Level Internasional

Oleh
Ayu Sulistyowati
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NUef2WjWZUnALG4aJK2TyM75SYo=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2F525258_getattachment691cc736-c3c5-4b6a-8418-251f7fb3d7c2516642.jpg
ANTARA/DAVID MUHARMANSYAH

Personel gabungan angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara AS mencoba permainan tradisional terompa saat agenda Teaching Farm Pacific Partnership 2018 di Fakultas Pertanian Universitas Dehasen Bengkulu, Sabtu (31/3/2018). Teaching Farm tersebut merupakan rangkaian agenda pada Pacific Partnership 2018 (PP18) yang mengenalkan permainan tradisional Indonesia kepada tentara AS guna meningkatkan kapabilitas dan interoperabilitas antara sipil dan militer dalam penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan, serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat setempat dalam menghadapi bencana.

Jika seseorang yang hidup bertetangga dengan baik di suatu kawasan perumahan sedang tertimpa musibah atau bencana, biasanya mereka tak akan kesulitan mendapatkan bantuan. Tetangga rumahnya bisa dipastikan siap membantu apa saja dan kapan saja. Sayangnya, kemudahan itu hampir tidak berlaku jika kejadiannya antarnegara. Bantuan tidak bisa datang dan pergi begitu saja.

Peristiwa kebencanaan memang melatari situasi tanggap darurat. Bencana tsunami Aceh memberi pelajaran banyak orang, banyak daerah, dan tentu saja banyak negara. Peristiwa itu membuat banyak negara semakin menata proses-proses pengiriman dan penerimaan bantuan kemanusiaan tingkat internasional. Indonesia menjadi bagian yang menginisiasi hal tersebut di ASEAN ataupun negara non-ASEAN.

Editor:
Bagikan