logo Kompas.id
›
Utama›Jembatani Kesenjangan antara...
Iklan

Jembatani Kesenjangan antara Ilmuwan dan Publik

Oleh
Ahmad Arif dan Ester Lince Napitupulu
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/7fY2qZVHCA_KOerXc3NJOXch9Yo=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F04%2Fkompas_tark_1875354_55_0.jpeg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Pengunjung memotret di aula "sumur doa" Museum Tsunami, Banda Aceh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sabtu (31/8/2013). Museum ini difungsikan sebagai obyek sejarah, pusat penelitian dan pembelajaran tsunami serta simbol kekuatan masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana tsunami.

Komunikasi risiko ke publik menjadi tantangan berat di kalangan ilmuwan. Media dituntut berperan dengan menyampaikan informasi yang mendidik.

JAKARTA, KOMPAS -- Persoalan yang muncul setelah paparan hasil penelitian tentang potensi tsunami di selatan Jawa menunjukkan adanya kesenjangan pengetahuan antara ilmuwan dan publik. Hal ini menuntut  edukasi  tentang risiko dengan bahasa yang mudah  dimengerti publik. Media massa bisa berperan dengan pemberitaan yang akurat dan lebih fokus untuk mendorong  upaya kesiapsiagaan.

Editor:
Bagikan