Janji Manis Berujung Kekecewaan
Antrean panjang pengendara sepeda motor yang hendak mendaftar menjadi pengemudi Grab Bike di plaza barat kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2015). Fenomena jasa angkutan roda dua atau ojek dengan memanfaatkan jasa pemesanan melalui dalam jaringan (daring) diminati warga karena komisinya yang terhitung menggiurkan.
JAKARTA, KOMPAS — Kehadiran perusahaan penyedia aplikasi angkutan daring membuka harapan bagi banyak orang untuk memperbaiki nasib. Masyarakat memiliki alternatif pekerjaan yang relatif ringan dengan penghasilan tinggi dalam waktu cepat. Namun, kondisi tersebut tidak bertahan lama.
Nana Mulyana (43), pengojek dalam jaringan (daring) dari perusahaan Grab, mengeluhkan pendapatannya yang minim selama setahun terakhir. Sudah setahun ini, penghasilan terbanyaknya mencapai Rp 200.000 per hari.