logo Kompas.id
โ€บ
Utamaโ€บUpah Rill Petani Terus Menurun
Iklan

Upah Rill Petani Terus Menurun

Oleh
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/xolTrasQS9S1ibnRin_ZIezpJQg=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2F513472_getattachment3f1824c2-8049-4763-94b0-5c9db503bc17504856.jpg
KOMPAS/ADI SUCIPTO

Farikh, warga Ngasin, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (16/2), memanen padi. Luas lahan sawah yang dipanen sekitar 3.400 meter persegi biasanya menghasilkan 2 ton gabah kering panen (GKP). Namun, ia tidak menikmati harga tinggi lebih dari Rp 5.000 per kg GKP karena di Balongpanggang gabah petani hanya laku maksimal Rp 4.500 per kg GKP. Di Sarirejo, Lamongan bahkan petani tinggal menikmati harga Rp 4.200 per kg GKP. Panen raya di Lamongan tersebar di Tikung, Sarirejo, Mantup dan Ngimbang. Di Gresik panen raya terlihat di Benjeng, Balongpanggang dan Cerme.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Gejolak harga bahan pangan dinilai menjadi penyebab utama terus menurunnya daya beli petani di Indonesia. Kebijakan non-harga yang bersifat multistruktur perlu diambil pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

โ€Gejolak pangan, terutama harga beras, yang menyebabkan daya beli petani menurun. Saya melihat tidak hanya di buruh tani pangan, tetapi juga buruh tani perkebunan juga mengeluh,โ€ ujar Muhammad Nurudin, Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Indonesia (API), saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (18/2).

Editor:
Bagikan