logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPesan di Balik Penyerangan...
Iklan

Pesan di Balik Penyerangan Harus Diungkap

Oleh
Madina Nusrat
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/RBoLksd9DGlzB2ZA-E3SLhxBE2I=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2F512116_getattachment68ab2a00-7775-410b-ae45-bbda75e4aa12503499.jpg
Kompas/Haris Firdaus

Petugas kepolisian menjaga Gereja Santa Lidwina di daerah Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (11/2) siang. Pada Minggu pagi, seorang lelaki bersenjatakan pedang melakukan penyerangan ke gereja itu dan melukai lima orang, yakni seorang pastor, satu anggota kepolisian, dan tiga umat gereja.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pesan penyerangan di Gereja Santa Lidwina, Yogyakarta, harus diungkap. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia memandang, selain ada eskalasi intoleransi yang meningkat di Yogyakarta, penyerangan di Gereja Santa Lidwina yang dilakukan seorang diri itu membawa pesan tertentu dan patut dicurigai sebagai promosi kekerasan di tahun politik.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, Selasa (13/2), menyampaikan, dalam konteks problem intoleransi, penyerangan Gereja Santa Lidwina tergolong tipologi baru karena dilakukan seorang diri. Pesan yang ingin disampaikan pelaku lebih tampak ingin mempromosikan kekerasan. Dalam agenda politik saat ini, pelaku ingin menunjukkan cara untuk menantang lewat kekerasan secara terbuka.

Editor:
Bagikan