logo Kompas.id
UtamaSaat Musik Menjadi Artikulasi ...
Iklan

Saat Musik Menjadi Artikulasi Sikap Politik

Oleh
Herlambang Jaluardi
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Lc9_JduGsiUuQLycYv-l0HMy0o8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F12%2F19730101SM.jpg
Kompas/Sumohadi Marsis

Kelompok musik pop Koes Plus, Murry (drum), Tonny Koeswoyo (gitaris, nomor dua dari kiri), dan dua gitaris serta vokalis Koesyoko (Yok) dan Koesyono (Yon) saat pentas di Jakarta, awal tahun baru Januari 1973.

Musik dan politik adalah satu tarikan napas. Dari masa ke masa, kaum muda memakai musik sebagai medium artikulasi sikap politik mereka. Itu juga terjadi di Indonesia sampai sekarang.

Mari kita lihat bagaimana musik dan politik dalam negeri Indonesia saling bertautan. Di era Orde Lama, musik pop yang berkembang di kalangan anak muda mendapat ”perlawanan” dari pemegang kekuasaan. Pada Juli 1965, kelompok Kus Bersaudara digelandang ke kantor polisi ketika sedang membawakan lagu The Beatles, ”I Saw Her Standing There”.

Editor:
Bagikan