logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊSetahun Setelah Banjir Bandang...
Iklan

Setahun Setelah Banjir Bandang Garut

Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Rqu1QugjX0YobGPMGBNDkBWQ9uI=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F11%2F20171122_121740.jpg
KOMPAS/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA

Perbukitan di sekitar hulu daerah aliran Sungai Cimanuk lebih banyak ditanami sayur ketimbang tanaman tegak di Kampung Ciheurang, Desa Padaawas, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Rabu (22/11). Padahal, tanaman tegak diperlukan untuk mencegah banjir dan longsor karena kemampuannya menjaga kekuatan tanah, mendukung penyerapan air, serta mencegah erosi tanah meluncur ke sungai yang akibatkan sedimentasi sungai.

GARUT, KOMPAS β€” Lahan seluas 6.464 hektar di hulu daerah aliran Sungai Cimanuk tengah direhabilitasi sepanjang tahun ini. Rehabilitasi ini untuk mencegah banjir bandang Garut terulang lagi saat musim hujan. Namun, luas lahan yang direhabilitasi itu masih kurang karena luas lahan kritis mencapai 10.100 hektar.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, lewat setahun dari banjir bandang Garut yang terjadi September 2016, pemerintah pusat dan daerah berupaya memperbaiki kerusakan lingkungan hulu daerah aliran Sungai (DAS) Cinamuk yang menjadi penyebab banjir.

Editor:
Bagikan