logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊFasilitas Publik, Sebuah...
Iklan

Fasilitas Publik, Sebuah Komitmen dan Kompromi

Oleh
Neli Triana
Β· 1 menit baca

Mengingat saat masih hidup lajang. Tak banyak pikiran. Meskipun gaji dipotong untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan membantu keluarga, tetap saja kantong terasa tebal. Barang-barang impian satu per satu terbeli. Tempat tinggal terasa longgar, mau nonton TV channel apa pun suka-suka.

Ketika status berubah menjadi menikah. Banyak hal berubah. Bersanding dengan idaman hati tak selalu menjamin hidup terus mulus. Mulailah kompromi-kompromi harus dilakukan. Bahkan semenjak berhubungan serius sebelum akhirnya berumah tangga. Apalagi ketika anak-anak lahir dan rumah dihuni oleh lebih banyak orang. Fasilitas di rumah, pengaturan keuangan, perilaku, cara berkomunikasi, dan sederet hal lain berubah saling memengaruhi, saling menyesuaikan. Tujuannya agar rumah tetap nyaman, dapur tetap ngebul, sehat lahir batin bagi semua penghuninya.

Itu baru satu rumah, lho. Berkomitmen dan berkompromi antarorang per orang saja perlu upaya keras, ketetapan hati, dan upaya terus-menerus agar hubungan langgeng. Bagaimana jika harus berkompromi dengan ratusan ribu bahkan jutaan orang lain yang berbagi hidup dalam sebuah kota?

Editor:
Bagikan