Kelompok Ekstrem Tumbuh Subur di Filipina Selatan
Kelompok separatis sempalan di Filipina Selatan, mulai dari Abu Sayyaf Group (ASG atau Abus), diikuti beberapa kelompok lain, bermunculan karena tidak setuju pada Final Peace Agreement (FPA) tahun 1996. Perjanjian yang terwujud berkat mediasi oleh Indonesia ini terwujud antara Pemerintah Filipina dan kelompok separatis Front Pembebasan Nasional Mindanao (MNLF) di Mindanao serta Basuta (Basilan, Sulu, dan Tawi-Tawi) .
Wakil Direktur Pascasarjana Universitas Bhayangkara Suhardi, yang juga mantan Dosen Mindanao State University di Marawi, Mindanao, yang dihubungi Kamis (22/6) lalu, mengatakan, selanjutnya muncul kelompok Bangsa Moro Islamic Freedom Fighter (BIFF) dan Maute yang merupakan sempalan Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Mereka menolak proses damai MILF dengan Manila yang berlandaskan pada Bangsamoro Basic Law (BBL).