Iklan
Benang Mahal Berperan Hambat Minat Pelestarian Songket
DENPASAR, KOMPAS — Potensi kerajinan songket khas Bali cenderung meredup dibandingkan dengan kerajinan ikat endek di Pulau Bali. Jumlah perajin yang konsisten mencintai dan menenun songket dengan sepenuh hati semakin langka. Sesepuh dan sejumlah kolektor yang memahami perkembangan songket kesulitan melakukan regenerasi. Anak muda cenderung malas menenun karena hal itu dianggap membosankan.
Selain itu, harga bahan baku, terutama benang emas dan perak sebagai benang khas yang membentuk motif Bali, juga mahal dan langka karena harus impor. Perajin kekurangan modal untuk membuat songket berkualitas dengan nilai seni tinggi.