Lydia Anggraeni Kidarsa, Menyuntikkan Daya Anak Berkebutuhan Khusus
Dari kecil ia percaya diri. Cara berpikirnya itu dimulai dari keluarga.
Jalur Boulevard Institut Teknologi Bandung menjadi saksi sosok Lydia Anggraeni Kidarsa yang kerap mondar-mandir di kampus. Wajahnya yang baby-face cepat tersenyum walau langkahnya selalu lambat karena mengalami spinal muscular atrophy (SMA) sejak kecil. SMA adalah kelainan saraf otot yang secara umum membuat otot melemah dan menyusut secara progresif.
Dengan keterbatasan fisik, apalagi tiap hari menghadapi anak-anak tangga Gedung Kuliah Umum ITB yang tidak punya lift, nilai-nilai Lydia melebihi sebagian besar teman-temannya. Itu pun masih ditambah segudang aktivitas. Pernah di satu semester, ia aktif di 11 tempat dengan puluhan kegiatan, seperti latihan nyanyi di Paduan Suara Mahasiswa ITB, jadi panitia ini dan itu di Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik dan Keluarga Donor Darah, mengajar bimbel di Gereja Mahasiswa, kor di gereja, serta menjenguk orang-orang sakit. βDi semester itu IP gue nol koma,β kata Lydia.