Sosok
Keresahan Usilina Epa pada Romantisasi Kuliner Lokal Papua
Pangan lokal Papua tidak bisa hanya menjadi simbol identitas daerah, tetapi perlu dikembalikan sebagai konsumsi harian.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F04%2F01%2Fff55677e-e10a-4622-ae32-017869bfe28e_jpeg.jpg)
Pengusaha kuliner khas Papua, Usilina Epa atau Ulin.
”Kita jangan terus-terusan meromantisasi kuliner lokal dan hanya memunculkannya saat ada hajatan besar. Seharusnya, kuliner khas Papua kembali menjadi menu makan utama dalam keseharian”.
Demikian ungkapan keresahan dari seorang pengusaha kuliner asal Jayapura, Usilina Epa (38) atau Ulin, pada eksistensi kuliner lokal Papua. Pergeseran pola konsumsi masyarakat membuat pangan lokal yang menjadi hidangan turun-temurun masyarakat mulai ditinggalkan oleh generasi muda.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 16 dengan judul "Keresahan Usilina Epa pada Romantisasi Kuliner Lokal Papua".
Baca Epaper Kompas