Nama dan Peristiwa
Petrus Hariyanto, Jualan Buku
Di sela-sela promosi buku ”Jiwa-jiwa Bermesin”, Petrus cukup banyak mengungkapkan kedongkolannya terkait sejumlah rekannya sesama aktivis reformasi yang kini ”menyeberang”.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F05%2F20%2F9fe41d9e-6489-429c-8090-42753a8c19c0_jpeg.jpg)
Aktivis mahasiswa tahun 1998, Petrus Hariyanto, di rumah kontrakannya di Jakarta Selatan, Kamis (18/5/2023).
Aktivis reformasi 1998, Petrus Hariyanto, Sabtu (23/9/2023) malam, antusias menyerahkan buku yang ditulisnya, Jiwa-jiwa Bermesin. Buku itu berisi kisah dan testimoni para penderita gagal ginjal yang sebagai konsekuensinya harus rutin menjalani cuci darah. Kata pengantar buku itu ditulis sendiri oleh Petrus yang kini menjabat Sekretaris Jenderal Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI), organisasi yang digagasnya sebagai wadah menyuarakan aspirasi pasien cuci darah bersama Tony Samosir, ketua umumnya.
”Salah satu kegiatan saya, ya, berjualan buku ini,” kata Petrus, jebolan Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, Semarang, dan alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka, malam itu di rumah kontrakannya di Ciganjur, Jakarta Selatan. Dia menuturkan, tujuannya menulis buku itu tak lain menyemangati sesama pasien cuci darah dan mengajak mereka yang sehat untuk mensyukuri nikmat kesehatan.