sosok
Kebebasan Menulis Zadie Smith
Novelis Inggris, Zadie Smith, menulis untuk menyuarakan pendapatnya dengan gamblang. Lewat novel keenamnya, ”The Fraud”, dia menggugat isu perbudakan.

Novelis Zadie Smith menghadiri acara PEN America Literary Gala di American Museum of Natural History, Senin (23/5/2022), di New York, Amerika Serikat.
Novelis Inggris, Zadie Smith, memukau banyak penggemar sastra dan kritikus lewat novel pertamanya, White Teeth, 23 tahun lalu. Berkat novel tersebut, juga karya-karya berikutnya, ia banyak disebut sebagai novelis realisme berpengaruh di abad ke-21. Setelah bertungkus-lumus hampir 10 tahun, Smith melepas novel barunya The Fraud yang bergaya fiksi sejarah.
Pada suatu pagi yang terik, Smith, kini berusia 47 tahun, mengajak wartawan majalah Vogue Zing Tsjeng menyusuri Pemakaman Kensal Green, salah satu yang terbesar di London, Inggris. Mereka mencari kuburan Eliza Touchet dan William Harrison Ainsworth. Keduanya adalah karakter sentral dalam novel The Fraud.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 16 dengan judul "Kebebasan Menulis Zadie Smith".
Baca Epaper Kompas