SOSOK
Aspar Jaelolo, Mimpi Besar Sang Pemanjat
Pemanjat Indonesia, Aspar Jaelolo, menunjukkan mental baja seorang pemanjat. Dia tak kalah oleh hambatan yang datang bertubi, salah satunya cedera. Itu karena pupuk mimpi besarnya ingin meraih emas Olimpiade 2024.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F10%2F08%2Fb4c8a93c-3fd1-49f2-9ea4-0a05bd2878b2_jpg.jpg)
Pemanjat andalan Indonesia, Aspar Jaelolo, menunjukkan jejak cedera parah pada jari tengah tangan kanannya saat ditemui pada hari terakhir seri ke-12 Piala Dunia Panjat Tebing 2022 di SCBD Park, Jakarta, Senin (26/9/2022). Di pengujung 2019, Aspar cedera putus tendon jari tengah tangan kanan yang nyaris menamatkan kariernya.
Dalam lirik lagu ”Pemanjat” karya Iwan Fals pada 1996, pemanjat digambarkan bukan sekadar orang berfisik kuat, melainkan pula berjiwa liat dan bernyali besar. Mental itulah yang dimiliki pemanjat andalan Indonesia, Aspar Jaelolo (34). Dengan segala hambatan bertubi yang dihadapinya di pengujung karier, antara lain cedera putus tendon jari tengah tangan kanan pada akhir 2019, Aspar mampu bangkit dan kembali lebih kuat bahkan lebih baik. Semua itu berkat mimpi besar yang terus dipupuknya, yakni meraih medali emas Olimpiade sebelum pensiun sebagai atlet.
”Hati-hati dengan atlet-atlet kalian, saya sudah kembali,” ujar Aspar bercanda dengan rekan-rekan pemanjat asing yang menyoraki seusai dirinya memastikan meraih emas nomor perlombaan speed seri ke-12 Piala Dunia Panjat Tebing 2022 di SCBD Park, Jakarta, Minggu (24/9/2022).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 16 dengan judul "Aspar Jaelolo, Mimpi Besar Sang Pemanjat".
Baca Epaper Kompas