Secangkir Kopi untuk Petani
Dari secangkir kopi, Aidil Fikri menyadarkan petani di Sumsel untuk mengelola kopi dengan baik. Langkah ini penting untuk meningkatkan kualitas dari biji kopi Sumsel agar bisa menembus pasar internasional.
Petani tak cukup digugah dengan cerita semata. Mereka harus diberi bukti dan kemudian dibimbing langkah demi langkah, secara langsung. Dengan begitu, mereka akan memiliki wawasan untuk mengelola komoditasnya secara lebih profesional.
Pedoman inilah yang dipegang teguh Aidil Fikri (39) ketika mengajak petani kopi di kawasan perhutanan sosial Sumatera Selatan untuk berbenah dan mengubah pola pikir demi kemajuan bersama. Teringat pada tahun 2017, Aidil mengajak Monika (52), salah seorang petani kopi dari Desa Cahaya Alam, Kecamatan Semende Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, untuk mengikuti Festival Pesona (Perhutanan Sosial Nasional) di Jakarta. Sebelum menuju tempat acara, Aidil dan Monika mampir ke sebuah kafe di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Di kafe itu, Aidil memesan secangkir kopi robusta seharga Rp 40.000. Monika pun terkejut, ternyata kopi yang dibudidayakan selama ini dihargai sangat mahal.