logo Kompas.id
β€Ί
Kajian Dataβ€ΊAgar Tidak Menjadi Pembeo...
Iklan

Agar Tidak Menjadi Pembeo Investasi

Fenomena takut ketinggalan membeli saham membayangi fenomena penawaran saham dari usaha rintisan, seperti Bukalapak dan GoTo. Sebuah gejala baru dari geliat investasi?

Oleh
Arita Nugraheni
Β· 1 menit baca
(Dari kanan ke kiri) Direktur GoTo Kevin Aluwi, Presiden Grup GoTo Patrick Chao, Direktur Utama GoTo Andre Soelistyo, dan Komisaris GoTo William Tanuwijaya saat seremoni resmi menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022).
DOKUMENTASI GOTO

(Dari kanan ke kiri) Direktur GoTo Kevin Aluwi, Presiden Grup GoTo Patrick Chao, Direktur Utama GoTo Andre Soelistyo, dan Komisaris GoTo William Tanuwijaya saat seremoni resmi menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022).

Bukalapak dan GoTo mengawali babak baru masuknya perusahaan teknologi rintisan di bursa saham. Popularitas keduanya tak pelak menarik animo publik untuk ikut merayakan dengan berinvestasi. Belajar dari IPO Bukalapak, gejala membeo karena takut ketinggalan (FOMO) diharapkan kali ini perlahan terkikis.

Sejak medio 2020, pasar modal domestik diramaikan dengan rencana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dari perusahaan teknologi, seperti Bukalapak, Gojek, Tokopedia, Traveloka, ataupun Tiket.com.

Editor:
YOHAN WAHYU
Bagikan