Pakistan Kembali ke Jalur Politik Dinasti
Tak satu pun perdana menteri di Pakistan mampu menuntaskan masa jabatan lima tahun. Ada hal-hal tabu dan garis merah yang tak boleh diterabas PM negara itu.
Berakhir sudah perjalanan Imran Khan, perdana menteri (PM) flamboyan, setelah tiga tahun delapan bulan bertengger di tampuk kekuasaan Pakistan. Ketika terpilih menjadi PM melalui Pemilu 2018, mantan bintang kriket nasional itu bertekad ingin mengakhiri tradisi politik dinasti yang selama puluhan tahun mencengkeram Pakistan.
Melalui Gerakan Pakistan untuk Keadilan (Pakistan Tehreek-e-Insaf, PTI), partai yang didirikannya pada 1996, Khan membangun basis dukungan lewat pesan-pesan populistik di kalangan kelas menengah perkotaan dan warga muda terpelajar yang frustrasi pada korupsi dan politik dinasti. Banyak kalangan menuding, keberhasilan Khan memenangi pemilu tahun 2018 tak lepas dari dukungan militer di belakang layar. Baik kalangan militer maupun Khan menepis tudingan itu.