logo Kompas.id
β€Ί
Surat Pembacaβ€ΊButuh Bapak Bangsa
Iklan

Butuh Bapak Bangsa

Konsep demokrasi indah di atas kertas, tetapi implementasinya tidak mudah. Ada kalah dan menang. Kebebasan berpendapat memunculkan pro dan kontra. Perlu hati-hati agar potensi pembelahan tidak menjadi nyata.

Oleh
S Handoko
Β· 1 menit baca
Peneliti senior LIPI Siti Zuhro (kiri), Duta Perdamaian Pilpres 2019 Sheila Widyas Marini (tengah) and Direktur Pemilihan Umum Bebas Konflik (Rubik) Abdul Ghofur, menghadiri deklarasi gerakan #sayajurudamaipilpres2019 di media center KPU, Senin (17/9/2019).
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Peneliti senior LIPI Siti Zuhro (kiri), Duta Perdamaian Pilpres 2019 Sheila Widyas Marini (tengah) and Direktur Pemilihan Umum Bebas Konflik (Rubik) Abdul Ghofur, menghadiri deklarasi gerakan #sayajurudamaipilpres2019 di media center KPU, Senin (17/9/2019).

Negara kita telah memilih demokrasi sebagai acuan bernegara, sedangkan musyawarah dan mufakat disepakati sebagai panduan kehidupan bermasyarakat. Meskipun secara prinsip agak berbeda, keduanya memiliki tujuan yang sama: masyarakat yang berkeadilan.

Konsep demokrasi indah di atas kertas, tetapi implementasinya tidak mudah. Ada kalah dan menang. Demikian pula dengan produk kebebasan berpendapat yang dijamin undang-undang, akan memunculkan pro dan kontra ketika dilemparkan ke publik. Perlu kehati-hatian dan kecermatan menyikapi kondisi ini karena potensi polarisasi dan pembelahan publik terbentang nyata.

Editor:
AGNES MARIA ARISTIARINI ISWARI
Bagikan