Imin Tinumbia, Mengabadikan Warisan Sejarah Bintauna
Imin Tinumbia tak pernah melupakan permintaan terakhir ayahnya. Seminggu sebelum mangkat, almarhum bertitah agar ia menjaga ratusan lembar dokumen dan catatan tua dari Kerajaan Bintauna. Imin dengan teguh menyanggupinya.
Imin Tinumbia (72) tak pernah melupakan permintaan terakhir ayahnya, Moradi Tinumbia. Seminggu sebelum mangkat pada 1994, almarhum bertitah agar anak pertamanya itu menjaga ratusan lembar dokumen dan catatan tua yang ia torehkan sebagai juru tulis Kerajaan Bintauna sejak 1944. Imin dengan takzim menyatakan kesanggupannya.
Kini, berstatus pensiunan pegawai negeri sipil sejak 2006, Imin menghabiskan hari-harinya di tengah tumpukan dokumen yang mulai lapuk dan menguning itu. Sudah bulat tekadnya untuk mengabadikan Bintauna dalam wujud wacana, sekalipun kerajaan itu telah runtuh menjadi sebuah kecamatan.