sosok
Karmila Jusup, Pelayan Kesetaraan Perempuan
Stigma rentan memicu ketidakberdayaan perempuan dalam banyak hal. Menyeret mereka dalam kepatuhan semu. Karmila Jusuf mengajak perempuan menekan itu.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2F20210425TAM-03_1619353785.jpg)
Karmila Jusup (55), Manajer Shelter Women’s Crisis Center Pasundan-Durebang, saat ditemui di Kantor Sinode Gereja Kristen Pasundan (GKP), Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/4/2021).
Sebagai pendeta, Karmila Jusup (55) tidak sekadar mengabdikan dirinya untuk melayani umat di gereja. Ia terjun menyelami isu kesetaraan perempuan. Mengedukasi, mendampingi, dan memperjuangkan hak perempuan yang kerap menjadi korban kekerasan akibat ketimpangan relasi kuasa.
Karmila percaya, Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan setara. Tidak ada yang lebih superior sehingga berhak untuk mendominasi. Namun, dalam relasi sosial, inferioritas perempuan membuat mereka sering ditindas dan takut untuk melawan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 16 dengan judul "Karmila Jusup, Pelayan Kesetaraan Perempuan".
Baca Epaper Kompas