logo Kompas.id
β€Ί
Sosokβ€ΊSigit Ibrahim, Penyelamat...
Iklan

Sigit Ibrahim, Penyelamat Primata Teraniaya

Dari Bandung selatan, pelestarian primata endemis Jawa terus dilakukan Sigit Ibrahim dan PRPJ-Aspinall Foundation. Keberadaannya lebih dari sekadar memperbanyak populasi di alam, tapi juga menjaga kesejahteraan manusia.

Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/xWlIvrFDxAbA0CxP4FGb2KIq6K4=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F693c7a26-fb7e-4d7f-9772-54a33d4ca81c_jpg.jpg
KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA

Sigit Ibrahim (33) di Pusat Rehabilitasi Primata Jawa-The Aspinall Foundation, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Kamis (4/2/2021).

Sempat menjalani hidup sebagai pemburu satwa liar di hutan-hutan, Sigit Ibrahim (33) berubah menjadi sosok perawat dan penyelamat satwa. Sudah lebih dari satu dasawarsa ini ia menjadi teman bagi primata yang teraniaya manusia.

Maria, seekor lutung jawa timur (Trachypithecus auratus) berusia empat tahun, tiba-tiba mengeluarkan air seni bening saat petugas Pusat Rehabilitasi Primata Jawa (PRPJ)-The Aspinall Foundation hendak memberi makan daun kaliandra merah, Rabu (3/2/2021).

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang, dahonofitrianto
Bagikan