Sosok
Dadan Sudjati, Sang Penakluk Baja
Dadan Sudjati melihat potensi pasar pandai besi masih sangat luas. Ia pun beralih profesi dari karyawan kantoran menjadi pandai besi yang menuntut ketekunan, tenaga, dan cinta.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2FDSC08516-2_1603767509.jpg)
Dadan Sudjati di bengkel kerjanya di Ciater Wareng, Gunung Sindur, Bogor, Selasa (6/10/2020). Ia merupakan pandai besi yang lahir dari komunitas pecinta pisau, Indonesia Blades.
Dari seorang karyawan kantoran di Jakarta, Dadan Sudjati (48) beralih profesi menjadi seorang pandai besi. Sebuah pekerjaan yang bekeringat dan menuntut ketekunan, tenaga, serta cinta. Setelah 10 tahun menjalani profesi ini, ia bertekad mencetak pandai-pandai besi generasi baru.
Senin (19/10/2020) siang di sebuah bengkel pandai besi di Ciater Wareng, Gunung Sindur, Bogor. Mesin tempa menghantam baja yang merah membara berkali-kali. Dadan Sudjati menahan baja itu dengan tang bertangkai panjang agar tidak mencelat ke mana-mana. Sesekali ia memindahkan baja tersebut ke dalam tungku pembakaran, kemudian menempanya lagi. Sekitar 30 menit, baja yang tadinya berbentuk bulat berubah menjadi panjang dan pipih.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 20 dengan judul "Dadan Sudjati, Sang Penakluk Baja".
Baca Epaper Kompas