logo Kompas.id
β€Ί
Sosokβ€ΊYacinto Dacrus, Guru yang...
Iklan

Yacinto Dacrus, Guru yang Mengabdi di Perbatasan RI-Timor Leste

Meski hidup pas-pasan, Yacinto Dacrus bersedia mengabdi selama 25 tahun sebagai guru di perbatasan RI-Timor Leste di Belu, NTT. Sebelumnya, Yacinto adalah warga eks Timor Timur.

Oleh
Kornelis Kewa Ama
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/DhpWYf_3ENNM_vmOFR1oYGKHpCI=/1024x497/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F20200814korb-sosok-yacinto-dacrus_1597367706.jpg
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Yacinto Dacrus, eks warga Timor Timur yang memilih menjadi bagian NKRI. Ia mengabdi sebagai guru di perbatasan RI-Timor Leste di Nusa Tenggara Timur.

Yacinto Dacrus, eks warga Timor Timur, sudah lebih dari 20 tahun memilih menjadi warga Republik Indonesia. Ia  mengabdi sebagai guru yang tidak hanya mengajarkan pelajaran sekolah, tetapi keragaman dan kekayaan Indonesia.  Namun, nasibnya tak sebaik pengabdiannya.

Rumah berdinding bebak (pelepah lontar), berlantai tanah, dan beratap seng itu menunggu tumbang. Dua potong kayu penyangga rumah sudah lapuk. Posisi rumah yang lebih mirip gubuk itu sudah miring. Di rumah itulah Yacinto, istri, tujuh anak, dan seorang keponakannya tinggal. Mereka bersepuluh harus berbagi ruang di rumah yang luasnya hanya berukuran 5 meter x 7 meter dan tinggi 160 sentimeter.

Editor:
budisuwarna
Bagikan