logo Kompas.id
SosokBakian, Penjaga Hulu Sungai
Iklan

PELESTARI LINGKUNGAN

Bakian, Penjaga Hulu Sungai

Mana yang mau dipilih, air bersih dan kedamaian, atau sebatang emas dan bencana. Pilihan pertama akhirnya menyelamatkan Lubuk Beringin dari beragam bencana. Bakian berperan kunci di balik pilihan masyarakat hulu sungai.

Oleh
Irma Tambunan
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/RcxP2TWGtQk0d2D1F9o4zJpZsCY=/1024x688/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2Fb8c5756a-fbda-4797-b9ac-2076fa080f79_jpg.jpg
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN

Bakian, Ketua Lembaga Adat Melayu Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu, Kabupaten Bungo, Jambi. Gambar diambil pada Minggu (5/7/2020).

Godaan kerap singgah di Lubuk Beringin. Di desa paling hulu dari Batang Bungo itu, kilauan emas dan uang bisa saja menyilaukan masyarakat agar tergoda membuka hutan mereka untuk pertambangan. Namun, tanpa kompromi, Bakian (58) menolaknya satu per satu.

Baginya, hutan-hutan lindung yang membentang di bagian barat desa itu jauh lebih berkilau daripada butiran emas. Hutan itulah sandaran bagi seluruh kehidupan masyarakat. Beberapa kali ada orang datang memintai izin membuka usaha tambang emas. Mereka terpaksa balik arah dengan tangan hampa karena ditolak Bakian.  Ada pula yang ingin mencuri-curi kesempatan membuka tambang liar. Jika sudah begitu, Bakian dan masyarakat langsung mengusir mereka.

Editor:
budisuwarna
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 16 dengan judul "Bakian, Penjaga Hulu Sungai".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.