Iklan
Muhammad Farid Memberi Kebebasan Berekspresi di Sekolah Alam
Kerap diprotes karena motode pembelajarannya yang dianggap aneh, justru menjadi pemantik bagi Muhammad Farid (42) untuk membangun sekolah. Di sekolahnya, Farid mengizinkan orang tua membayar menggunakan sayur dan doa.
Sejak lulus dari Institut Agama Islam Ibrahimy Sukorejo Situbondo pada 2000, Farid mengabdikan dirinya pada dunia pendidikan sebagai guru. Dalam mengajar, Farid selalu menerapkan metode pembalajaran siswa aktif melalui aneka permainan atau aktivitas luar dan dalam ruangan.
βSaya banyak diprotes karena kelas jadi ramai. Saat pindah sekolah, saya terapkan lagi cara itu. Tetap aja diprotes. Akhirnya saya niatkan untuk membuat sekolah dengan cara mengajar saya sendiri,β pria kelahiran, Banyuwangi 19 April 1977 tersebut.