logo Kompas.id
β€Ί
Sosokβ€ΊMbah Saniyem, Penjaga Terakhir...
Iklan

Mbah Saniyem, Penjaga Terakhir Wayang Krucil

Oleh
Defri Werdiono
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CubVf3BocDnyyK0kiSzvlNC6d9E=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F06%2F20190616wer1-1L.jpg
KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Mbah Saniyem (95) sesaat sebelum pentas wayang krucil dalam rangka gebyat syawalan di halaman rumahnya, di Dusun Wiloso, Desa Gondowangi, Wagir, Malang, Jawa Timur, Selasa (12/6/2019)

Berbeda dengan pelaku wayang kulit, keberadaan pelaku wayang krucil di Jawa Timur bisa dihitung dengan jari. Salah serorang dari yang segelintir itu adalah milik Mbah Saniyem (95), generasi ke delapan pewaris wayang krucil di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Selama puluhan tahun perempuan lanjut usia itu berusaha menjaga agar β€œpusaka” leluhurnya yang berumur ratusan tahun itu tetap lestari.

Jarum jam menunjuk pukul 10.00 lebih, Rabu (12/6/2019), saat Mbah Saniyem keluar di teras rumahnya di Dusun Wiloso, Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir. Ia menghampiri dan berbincang sejenak dengan beberapa tetangga yang tengah sibuk menata gamelan, beberapa saat sebelum pentas wayang krucil yang berlangsung di halaman rumahnya dimulai.

Editor:
Bagikan