Basri B Sila Menjaga Musik Tradisi Bugis-Makassar
Hulusi bertiup megah. Napas Basri Baharuddin Sila (65) berembus panjang, lalu menjadi harmoni dari alat tiup dari China tersebut. Meski meniup alat musik โimporโ, cengkok nadanya terdengar akrab: khas Bugis-Makassar. โMemang saya pakai cara meniup pui-pui. Artinya, bunyi itu selalu kembali ke asalnya,โ ujar seniman musik dan seni tradisi selama puluhan tahun ini.
Ruang tengah rumah Daeng Bas, nama panggilannya, terasa lowong dengan bunyi-bunyian yang dia embuskan. Ruangan yang sesak seperti panggung baru baginya. Maklum, puluhan kantong keresek hitam berisi baju penari mengisi ruang tersebut. โIni persiapan penari yang akan mentas I La Galigo di Bali nanti. Saya ikut bantu-bantu jadi asisten komposer,โ ucap Bas di rumahnya yang sederhana, di Makassar, Sulawesi Selatan, tengah Mei lalu.