Rasyid dan Laboratorium Kopi
Tradisi bersedekah sulit lepas dari hidup Rasyid (52). Berawal dari kebiasaan menyeduhkan kopi gratis, usahanya tumbuh kian pesat. Dari gudang kopinya tak terhitung lagi jumlah orang berhasil menamatkan studi tentang kopi.
βSaya sudah tidak ingat berapa banyak mahasiswa magister yang sukses selesai tesisnya dari hasil penelitian di sini,β ujar Rasyid, saat menerima kunjungan Kompas ke gudang kopinya, Rabu (20/12), di Kampung Mongal, Kecamatan Bebesen, Takengon, Aceh.
Ruangan itu sebenarnya bukanlah gudang, melainkan ruang kerja Rasyid. Namun, tampak seperti gudang karena menyatu dengan setumpukan biji kopi, mesin sangrai besar buatan Jerman, serta mesin-mesin giling dan peralatan seduh. Ada pula tumpukkan berkas dan ratusan dokumen penghargaan.