logo Kompas.id
β€Ί
Sosokβ€ΊNi Luh Menek, Pancaran "Taksu"...
Iklan

Ni Luh Menek, Pancaran "Taksu" Sang Penari

Oleh
Frans Sartono
Β· 2 menit baca

"Menari itu seperti keluarga sendiri. Seperti suami, anak, teman. Menari itu selalu ada dalam hidup saya, tidak pernah putus," kata Ni Luh Menek (78). Lebih 60 tahun ia menari dan mengajar tari. Di usia hampir 80 tahun, ia masih penuh energi, lincah, dan total menari.

Banyak penonton yang kaget, tidak menyangka sosok yang membawakan tari Teruna Jaya itu adalah perempuan berusia 78 tahun. Seorang nenek yang menari tentang gejolak, dinamika kehidupan kaum muda dengan energi muda. Itulah Ni Luh Menek saat tampil di Bentara Budaya Bali, Sabtu (24/2) malam. Pentas malam itu merupakan perayaan atas Penghargaan 35 Tahun Bentara Budaya atas dedikasi Luh Menek pada kesenian. Ia merupakan salah satu dari tujuh penerima penghargaan, selain juga Samadi, seniman topeng Bubung yang karyanya dipamerkan di Bentara Budaya Bali, pada 24 Februari-3 Maret.

Seniman tari kawakan I Wayan Dibia menyebut suguhan tari Luh Menek itu sebagai taksu dari Buleleng. Dibia menyebut tarian Menek mempunyai daya degup yang menjadikan gerakan penari terasa hidup sesuai jiwa tari. "Bu Menek bahkan masih bisa berlutut dan berdiri kembali tanpa bantuan. Ia punya energi konstan, dan saya yakin itu karena kekuatan taksu," kata I Wayan Dibia dalam pembukaan pameran topeng dan pentas tari di Bentara Budaya Bali tersebut.

Editor:
Bagikan