logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊPetaka Banjir Lahar Hujan di...
Iklan

Petaka Banjir Lahar Hujan di Sumbar, Alarm Pentingnya Mitigasi Bencana Vulkanologi

Banjir lahar hujan di Sumatera Barat menjadi peringatan betapa bahayanya dampak susulan letusan gunung api.

Oleh
DEBORA LAKSMI INDRASWARI
Β· 1 menit baca
Petugas melakukan evakuasi warga setelah banjir bandang di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Minggu (12/5/2024). Banjir bandang akibat meluapnya aliran air lahar hujan Gunung Marapi serta hujan deras di daerah itu mengakibatkan 18 tewas, sejumlah rumah rusak, dan ratusan warga diungsikan.
ANTARA/ IGGO EL FITRA

Petugas melakukan evakuasi warga setelah banjir bandang di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Minggu (12/5/2024). Banjir bandang akibat meluapnya aliran air lahar hujan Gunung Marapi serta hujan deras di daerah itu mengakibatkan 18 tewas, sejumlah rumah rusak, dan ratusan warga diungsikan.

Banjir lahar hujan di Sumatera Barat menjadi peringatan betapa bahayanya dampak susulan letusan gunung api. Ancaman bencana ini tak bisa diremehkan begitu saja karena potensi kerusakannya juga sangat besar dan dapat berakibat fatal. Apalagi, di saat bersamaan upaya mitigasi menghadapai bencana di sebagian besar wilayah Indonesia relatif masih lemah.

Bencana banjir yang melanda sejumlah daerah di Sumatera Barat seperti di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Pariaman, Lima Puluh Kota, Kota Padang Panjang, dan Kota Padang, pada Sabtu (11/5/2024) menimbulkan kerusakan luas dan juga mematikan. Seminggu setelah bencana, tercatat sebanyak 67 jiwa meninggal dunia dan 20 orang hilang. Selain itu, sebanyak 989 kepala keluarga terdampak dan 44 orang luka-luka. Parahnya dampak musibah itu membuat Pemerintah Provinsi Sumbar menetapkan status darurat bencana hingga 26 Mei 2024.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan