logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊAnomali Kenaikan Harga di...
Iklan

Anomali Kenaikan Harga di Daerah Lumbung Beras

Kenaikan harga beras terjadi di seluruh pelosok negeri, tak terkecuali daerah surplus beras sekalipun.

Oleh
AGUSTINA PURWANTI
Β· 1 menit baca
Buruh mengangkut beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (27/2/2024). Pemerintah menambah kuota impor beras tahun ini sebanyak 1,6 juta ton. Dengan demikian, total kuota impor beras pada 2024 menjadi 3,6 juta ton.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)

Buruh mengangkut beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (27/2/2024). Pemerintah menambah kuota impor beras tahun ini sebanyak 1,6 juta ton. Dengan demikian, total kuota impor beras pada 2024 menjadi 3,6 juta ton.

Kenaikan harga beras terjadi di seluruh provinsi di negeri ini, tak terkecuali daerah dengan catatan stok beras yang surplus sekalipun. Idealnya, kenaikan harga seharusnya tidak terjadi ketika pasokan tersedia dan terdistribusi secara lancar di pasaran. Jika faktanya berbalik, ada kemungkinan terjadi anomali dalam rantai pasok pemasarannya.

Harga beras terus merangkak naik dan meluas ke sejumlah daerah di Indonesia. Pantauan terbaru dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia, rata-rata harga beras sudah mencapai Rp 15.800 per kilogram. Untuk kelas premium atau super, rata-rata sudah menembus angka lebih dari Rp 20.000 per kg. Bahkan, di wilayah Kalimantan Tengah harga beras premium ini mencapai Rp 22.000 per kilogram.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan