logo Kompas.id
RisetMinim Empati Menjadi Gerbang...
Iklan

Minim Empati Menjadi Gerbang Awal Perilaku Perundungan Anak

Minimnya kemampuan berempati ditengarai menjadi salah satu faktor langgengnya perilaku ”bullying” di sekolahan.

Oleh
Yulius Brahmantya Priambada
· 0 menit baca
Tim Satgas Anti-bullying Sekolah Dasar Negeri Tenggulunan, Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, saat sosialisasi kepada siswa baru, Selasa (18/7/2023). Anti-perundungan menjadi salah satu materi yang diberikan pada masa pengenalan lingkungan sekolah.
RUNIK SRI ASTUTI

Tim Satgas Anti-bullying Sekolah Dasar Negeri Tenggulunan, Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, saat sosialisasi kepada siswa baru, Selasa (18/7/2023). Anti-perundungan menjadi salah satu materi yang diberikan pada masa pengenalan lingkungan sekolah.

Tindakan perundungan atau bullying di institusi pendidikan dapat menjadi katalis terjadinya tindakan-tindakan lain yang membahayakan. Minimnya kemampuan berempati ditengarai menjadi salah satu faktor langgengnya perilaku bullying di sekolahan. Pendidikan karakter dari para guru dan keluarga diharapkan dapat membantu memutus mata rantai kebencian akibat perundungan.

Kisah kelam terkait bullying kembali terjadi pada akhir Juli 2023 dan menimbulkan jatuhnya korban. Seorang siswa SMA di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tiba-tiba menikam teman sebayanya karena dugaan rasa sakit hati akibat sering di-bully oleh temannya tersebut. Motif ini masih didalami pihak kepolisian seiring dengan bantahan yang disampaikan oleh orangtua korban bahwa anaknya kerap melakukan perundungan kepada pelaku penikaman.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan