logo Kompas.id
RisetSejenak Membayangkan Hidup...
Iklan

Sejenak Membayangkan Hidup Tanpa AI

Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan, tanpa disadari, AI sudah hadir di tengah masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, apakah manusia masih dapat hidup tanpa AI?

Oleh
Yulius Brahmantya Priambada
· 1 menit baca
Pemanfaatan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (<i>artificial intelligence</i>/AI), ChatGPT, di sebuah kantor di Jakarta (7/3/2023). ChatGPT adalah <i>chatbot </i>AI berupa model bahasa generatif yang menggunakan teknologi transformer untuk memprediksi probabilitas kalimat atau kata berikutnya dalam suatu percakapan ataupun perintah teks.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Pemanfaatan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), ChatGPT, di sebuah kantor di Jakarta (7/3/2023). ChatGPT adalah chatbot AI berupa model bahasa generatif yang menggunakan teknologi transformer untuk memprediksi probabilitas kalimat atau kata berikutnya dalam suatu percakapan ataupun perintah teks.

Sejak dicetuskan pertama kali oleh para ilmuwan komputer dunia pada 1956, istilah artificial intelligence makin dikenal masyarakat. Demikian pula dengan kemajuan teknologi AI yang makin berkembang pesat di era modern. Salah satu sarana yang dapat menjadi rujukan untuk mengamati perkembangan kecerdasan buatan (AI) ini ialah media massa. Media massa, seperti Kompas, mencatat berbagai peristiwa dan perkembangan sosial yang terjadi di masyarakat, tidak terkecuali dengan kecerdasan buatan (AI).

Istilah kecerdasan buatan muncul pertama kali di Kompas edisi 5 September 1982. Melalui artikel berjudul ”Komputer, Abdi Manusia yang Paling Cerdas” mengisahkan tentang perkembangan pesat teknologi komputer. Tiga tahun kemudian, tepatnya 14 Agustus 1985, istilah kecerdasan buatan mulai muncul dalam bagian judul Kompas, yaitu ”Kecerdasan Buatan Membantu Manusia”.

Editor:
ANDREAS YOGA PRASETYO
Bagikan