logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊMedia Sosial dan Televisi...
Iklan

Media Sosial dan Televisi Penopang Popularitas Capres 2024

Responden pendukung Prabowo dan Ganjar paling banyak mendapatkan informasi tentang politik dari kanal medsos, sedangkan pemilih Anies cenderung mendapatkan informasi dari medium konvensional.

Oleh
Yohanes Advent Krisdamarjati
Β· 0 menit baca
Seorang jurnalis saat menyiarkan langsung dalam kanal media sosial ketika konferensi pers langkah politik Partai Solidaritas Indonesia pada Pemilu 2024 di Basecamp DPP PSI, Jakarta, Rabu (5/4/2023). DPP PSI memutuskan untuk bergabung dengan koalisi besar gabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) untuk Pemilu 2024.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Seorang jurnalis saat menyiarkan langsung dalam kanal media sosial ketika konferensi pers langkah politik Partai Solidaritas Indonesia pada Pemilu 2024 di Basecamp DPP PSI, Jakarta, Rabu (5/4/2023). DPP PSI memutuskan untuk bergabung dengan koalisi besar gabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) untuk Pemilu 2024.

Karakter audiens informasi dapat menjadi salah satu faktor penting dalam meraih popularitas politik. Kebiasaan audiens dalam mengonsumsi dan berinteraksi dengan informasi dapat menjadi ruang bagi para bakal calon presiden untuk mendekati para calon pendukungnya.

Popularitas di mata publik menjadi bekal politik bagi capres. Supaya bisa lebih dikenal oleh masyarakat, sosok bakal capres perlu mengedarkan informasi tentang dirinya melalui berbagai kanal media baik itu lewat media konvensional dan media digital. Era digital membuka begitu banyak kanal yang bisa dimanfaatkan oleh tokoh politik untuk menjangkau masyarakat secara luas.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan