logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊSudah Saatnya Peternakan Sapi ...
Iklan

Sudah Saatnya Peternakan Sapi Tak Lagi Berfokus di Jawa

Perlu mengubah haluan peternakan di Indonesia, salah satunya dengan pengembangan di luar Pulau Jawa dengan model integrasi sapi-sawit. Konsep ini memanfaatkan lahan perkebunan sawit untuk lahan penggembalaan sapi.

Oleh
Agustina Purwanti
Β· 1 menit baca
Pedagang menjajakan daging sapi yang ia terima dari pemotongan hewan sejak pagi di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2023). Dari penyuplai, pedagang biasanya mengambil selisih Rp 5.000 hingga Rp. 15.000 per kilogram daging tergantung jenis potongannya.
YOHANES MEGA HENDARTO

Pedagang menjajakan daging sapi yang ia terima dari pemotongan hewan sejak pagi di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2023). Dari penyuplai, pedagang biasanya mengambil selisih Rp 5.000 hingga Rp. 15.000 per kilogram daging tergantung jenis potongannya.

Peningkatan konsumsi daging sapi dalam negeri menuntut pasokan yang sesuai dengan permintaan pasar domestik. Sayangnya, pangsa konsumen daging yang berpusat di Jawa belum mampu memenuhi kebutuhan itu. Pengembangan sentra peternakan di luar Jawa perlu segera diwujudkan.

Seiring meningkatnya kualitas kesejahteraan penduduk, kebutuhan terhadap daging sapi di Indonesia diperkirakan turut bertambah. Menurut Outlook Komoditas Peternakan Daging Sapi 2022, Kementerian Pertanian mencatat, konsumsi daging sapi per kapita dalam setahun akan mencapai 2,77 kilogram pada 2026. Dengan jumlah penduduk yang diproyeksikan 306 juta jiwa, kebutuhan daging sapi pada tahun tersebut mencapai 795.000 ton.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan