logo Kompas.id
RisetPenerimaan Publik terhadap...
Iklan

Penerimaan Publik terhadap Anak Narapidana Terorisme

Hasil jajak pendapat ”Kompas” menunjukkan 44,6 persen responden bersedia merangkul dan memberikan arahan yang baik jika ada anak dari narapidana terorisme di sekitar mereka.

Oleh
Agustina Purwanti/Litbang Kompas
· 0 menit baca
Warga dari berbagai golongan dan lintas agama mengikuti aksi solidaritas #KamiBersamaPOLRI di depan Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (10/5/2018) malam. Sebanyak lima anggota Polri gugur dalam peristiwa penyerangan oleh narapidana terorisme di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
KOMPAS/ PRIYOMBODO

Warga dari berbagai golongan dan lintas agama mengikuti aksi solidaritas #KamiBersamaPOLRI di depan Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (10/5/2018) malam. Sebanyak lima anggota Polri gugur dalam peristiwa penyerangan oleh narapidana terorisme di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Penerimaan publik terhadap anak narapidana terorisme atau napiter menunjukkan anak-anak dari keluarga teroris tidak selalu mendapat stigma negatif akibat perbuatan orangtuanya. Fenomena itu tergambar dari hasil jajak pendapat Kompas pada pertengahan Januari lalu. Hampir separuh responden menyatakan rasa iba mereka terhadap anak pelaku terorisme. Sementara itu, seperempat responden lain bereaksi biasa saja.

Sikap yang cenderung menerima itu menjadi peluang bagi anak-anak keluarga napiter untuk mendapatkan perlakuan lebih baik dari berbagai pihak. Sebab, tak sedikit anak napiter mengalami gangguan fisik hingga psikis. Mereka kehilangan hak atas pendidikan serta sosok orangtua secara utuh.

Editor:
ANTONY LEE
Bagikan