logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊPerubahan Iklim Turut...
Iklan

Perubahan Iklim Turut Memperparah Gangguan Mental

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa ada perubahan pola sikap manusia yang memiliki kecenderungan menunjukkan tekanan emosional akibat perubahan iklim.

Oleh
Yoesep budianto
Β· 1 menit baca
Saito Ene Ruka (kanan) yang kehilangan 100 sapi karena kekeringan dan tetangganya, Kesoi Ole Tingoe (kiri), yang kehilangan 40 sapi berjalan melewati bangkai hewan di Desa Ilangeruani, dekat Danau Magadi, Kenya, Rabu, 9 November 2022. Kemarau berkepanjangan yang telah terjadi selama empat musim berturut-turut mengakibatkan efek mengerikan bagi manusia dan hewan, termasuk ternak.
AP/BRIAN INGANGA

Saito Ene Ruka (kanan) yang kehilangan 100 sapi karena kekeringan dan tetangganya, Kesoi Ole Tingoe (kiri), yang kehilangan 40 sapi berjalan melewati bangkai hewan di Desa Ilangeruani, dekat Danau Magadi, Kenya, Rabu, 9 November 2022. Kemarau berkepanjangan yang telah terjadi selama empat musim berturut-turut mengakibatkan efek mengerikan bagi manusia dan hewan, termasuk ternak.

Selain berefek pada permasalahan ekologi, perubahan iklim juga terbukti memengaruhi stabilitas kesehatan mental manusia. Dampak berikutnya, turut menurunkan kualitas kehidupan karena gangguan mental kian melemahkan sejumlah aspek kesejahteraan psikososial individu ataupun kelompok di suatu wilayah. Dalam jangka panjang, perubahan iklim dapat berdampak serius pada gangguan mental umat manusia di seluruh dunia.

Perubahan iklim telah menjelma menjadi krisis global yang terus berkembang dan terus meluas setiap saat. Sayangnya, sejumlah upaya penanggulangan laju pemanasan global tampak belum membuahkan hasil yang memuaskan. Akibatnya, mulai muncul sejumlah permasalahan yang menyebabkan beberapa kegagalan pada sistem sosial dan ekonomi.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan