logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊTantangan Berat Pengentasan...
Iklan

Tantangan Berat Pengentasan Kemiskinan Dunia

Setelah menurun dalam empat dekade terakhir, kini kemiskinan kembali meningkat akibat pandemi dan konflik geopolitik. Cita-cita dunia menghapus kemiskinan pada tahun 2030 terancam gagal tercapai.

Oleh
Agustina Purwanti
Β· 0 menit baca
Suasana permukiman padat di tepian anak Kali Ciliwung yang membelah kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (30/9/2022). Pada APBN 2023 yang baru disahkan, pemerintah memasang target ambisius untuk menekan angka kemiskinan di kisaran 7,5-8,5 persen di tengah tren inflasi dan ancaman resesi global tahun depan.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)

Suasana permukiman padat di tepian anak Kali Ciliwung yang membelah kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (30/9/2022). Pada APBN 2023 yang baru disahkan, pemerintah memasang target ambisius untuk menekan angka kemiskinan di kisaran 7,5-8,5 persen di tengah tren inflasi dan ancaman resesi global tahun depan.

Perjalanan pengentasan kemiskinan dunia masih sangat panjang. Optimisme untuk mengakhiri kemiskinan di tahun 2030 mendatang memasuki fase pesimistis. Pandemi dan konflik geopolitik yang belum usai berdampak pada persoalan yang paling mendasar, yakni krisis pangan dan membuat angka kemiskinan justru meningkat.

Sejak PBB meresmikan Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional pada 17 Oktober 1992, tercatat adanya penurunan angka kemiskinan dunia yang cukup fantastis. Berdasarkan data yang dihimpun Bank Dunia, lebih dari sepertiga penduduk dunia masuk dalam kelompok miskin ekstrem saat itu. Namun, sejak tahun 2017, tersisa sekitar 640 juta jiwa penduduk miskin ekstrem dunia atau berada di bawah 10 persen dari populasi dunia.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan