logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊUpaya Bertahan Hidup di Zona...
Iklan

Upaya Bertahan Hidup di Zona Rawan Bencana Utara Jawa

Komposisi struktur geologi dan posisi geografis wilayah utara Jawa menyebabkan kawasan ini rawan terlanda sejumlah bencana, seperti banjir, tanah longsor, gelombang pasang laut, kekeringan, dan abrasi.

Oleh
Yoesep budianto
Β· 1 menit baca
Para pekerja mendorong kendaraannya keluar dari kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/5/2022). Ribuan kendaraan pekerja di kawasan itu terendam rob selama beberapa hari lantaran ditinggal pemiliknya menyelamatkan diri saat tanggul laut di kawasan itu jebol pada Senin (23/5/2022). Kendaraan-kendaraan itu langsung dibawa ke bengkel untuk diperbaiki setelah terendam rob setinggi 1,5 meter.
KOMPAS/KRISTI D UTAMI

Para pekerja mendorong kendaraannya keluar dari kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/5/2022). Ribuan kendaraan pekerja di kawasan itu terendam rob selama beberapa hari lantaran ditinggal pemiliknya menyelamatkan diri saat tanggul laut di kawasan itu jebol pada Senin (23/5/2022). Kendaraan-kendaraan itu langsung dibawa ke bengkel untuk diperbaiki setelah terendam rob setinggi 1,5 meter.

Bencana bukan hanya mengancam sisi selatan Pulau Jawa, melainkan juga sisi utara yang lebih didominasi endapan aluvial lunak. Sisi utara Jawa sebagian besar tumbuh sebagai pusat perekonomian dan kota-kota besar dengan total populasi mencapai 41,7 juta jiwa. Dibutuhkan adaptasi dan mitigasi guna bertahan hidup di zona rawan bencana yang kian sarat penduduk dan kemajuan.

Secara umum, ancaman bencana di Indonesia terbilang tinggi. Dari sisi tingkat bahaya, sepanjang satu dekade terakhir sedikitnya ada 26.500 kejadian bencana. Salah satu bencana terparah terjadi pada 2018 yang menyebabkan kematian 5.010 orang. Saat itu terjadi tsunami di Selat Sunda, disusul gempa bumi dan likuifaksi Palu, hingga gempa bumi beruntun di Lombok.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan